4.5 Desainer Grafis
Meskipun saat itu programming sudah menjadi hobi baru, namun keahlian tersebut nyatanya belum bisa menghasilkan uang, dan saya butuh uang.
Programming memang bisa membuat saya kuat begadang sampai pagi, bisa menjauhkan saya dari aktivitas negatif. Namun saya masih belum bisa melihat adanya peluang mencari uang di sana.
Pekerjaan di villa sudah mulai membosankan dan tidak nyaman, I need to do something! Saya perlu bergerak!
Kebetulan ada kerabat yang menyarankan untuk melamar di perusahaan tempatnya bekerja. Sebuah perusahaan eksportir aksesoris yang katanya sedang mencari seorang photo editor.
Waktu itu saya lumayan terampil menggunakan Photoshop yang saya pelajari sejak memiliki komputer. Akhirnya saya memberanikan diri untuk melamar kerja disana.
Saya memang tidak jago desain, tapi kalau hanya sekedar ambil foto, bersihkan, potong, dan simpan, saya pasti bisa melakukannya.
Akhirnya saya pun diinterview, tidak ada yang spesial, hanya pertanyaan biasa. Beberapa hari setelahnya saya mendapatkan kabar bahwa saya diterima, semudah itu ternyata.
Itu adalah momen yang luar biasa, bisa mendapatkan pekerjaan yang rolenya jelas meskipun bukan sebagai programmer.
Keahlian Photoshop terus saya asah, karena itu adalah modal saya mencari uang. Demand dari perusahaan pun semakin tinggi dan saya mulai dipercaya untuk mendesain packaging produk mereka.
Tidak berhenti disana, mungkin karena melihat kinerja saya bagus, saya diminta untuk mendesain produk dalam tiga dimensi. Tanpa mengeluh, saya pelajari apa yang diperlukan untuk membuat objek tiga dimensi di komputer.
Kalau tidak salah, saya menggunakan software bernama Google Sketchup, dan berhasil. Atasan puas dengan hasilnya dan sekarang mereka bisa melihat produknya secara nyata sebelum diproduksi massal.
Di sini saya mendemonstrasikan bahwa kita bisa berprestasi kalau memang kita mau. Ada kemauan yang kuat dari saya untuk menyelesaikan pekerjaan. Melakukan yang perlu dilakukan, belajar yang diperlukan to get the job done.
Saya bergerak dengan semua kemampuan yang dimiliki saat itu, bukan menyesali kemampuan yang saya belum punya. Saya tidak pernah bilang “Pak, saya tidak bisa. Pak ini susah”, saya selalu bilang “Pak, saya coba dulu ya”.
Meskipun saya lebih suka coding ketimbang desain, bukan berarti saya menganggap remeh pekerjaan sebagai desainer. Saya tetap profesional dengan bertanggung jawab di tempat kerja, tetapi di rumah saya ganti topi menjadi programmer.
Dalam hidup, kadang idealis saja tidak cukup. Orang yang sukses adalah mereka yang punya tujuan hidup jelas tetapi fleksibel dengan cara mencapainya. Mereka menyadari setiap kesempatan adalah jalan, jalan memupuk pengalaman.
Kalau saja saya tidak mengajukan lamaran waktu itu, belum tentu saya bisa menjadi web developer beberapa tahun setelahnya. Keahlian yang saya pelajari di sana membuat saya punya dua skill sekaligus, desain dan coding.
Last updated