4.3 Drop Out!
Selepas SMA saya pun diterima di salah satu universitas di Bali, jurusan D3 Teknik Elektronika. Itu seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Yang sebelumnya hanya hobi amatiran, kini saya bisa belajar teknik elektronika dengan benar.
Saya berjanji akan belajar dengan giat dan yakin semua akan terasa mudah karena sudah punya dasar yang cukup. Dan benar saja, semester pertama saya lalui dengan mudahnya.
Saya juara kelas saat itu, hingga akhirnya mendapatkan beasiswa. Dengan beasiswa tersebut saya bisa membeli komputer bekas milik teman. Meskipun saat itu hanya untuk keperluan kuliah saja, tidak ada hubungannya dengan programming.
FUN FACT
Entah di semester berapa, saya ingat mendapatkan mata kuliah pemrograman, dan bahasa yang dipakai saat itu adalah Pascal. Jujur saja, saya tidak mengerti apa itu dan apa gunanya kelas tersebut.
Lucunya, bertahun-tahun setelah itu saya malah menjadikan programming sebagai profesi. What a strange world we live in!
Namun semester-semester berikutnya terasa lebih berat, antusiasme pun berkurang, dan ujung-ujungnya saya asal masuk kelas saja.
Puncaknya pada akhir semester ke-4, karena persoalan pribadi akhirnya saya memutuskan untuk cuti selama setahun karena memang peraturan kampus mengizinkan hal itu.
Singkat cerita, rencana awal yang menjadi alasan saya untuk cuti ternyata gagal total. Saya pun menjadi pengangguran selama setahun cuti tersebut. Entah terbuat dari apa hati orang tua, mereka sama sekali tidak komplain atas keputusan yang saya ambil.
But life must go on. Daripada nganggur, akhirnya saya coba bantu-bantu di sebuah villa milik teman bapak (orang asing). Di sana saya mendapatkan akses internet sekaligus kesempatan mempraktekkan bahasa Inggris, meskipun terbata-bata.
Karena ada akses internet, saya makin sering browsing, belajar cara edit photo, pokoknya belajar apa saja yang menurut saya menarik saat itu.
Keahlian lain yang juga saya pelajari adalah cara merakit komputer (PC), instalasi sistem operasi, dan instalasi program komputer. Semua saya praktekkan di komputer sendiri, puluhan kali saya bongkar dan rakit kembali. Itu adalah awal ketertarikan saya terhadap semua hal yang berhubungan dengan komputer dan internet.
Karena terlalu asik bekerja, setahun masa cuti pun terlewatkan hingga menyebabkan saya harus drop-out dari kampus dan mengulang dari awal. Pada akhirnya saya memutuskan untuk tidak melanjutkan.
Uniknya lagi, kedua orang tua saya tidak berkomentar banyak akan hal tersebut, entah karena terlalu sayang atau mereka sudah pasrah dengan nasib anaknya :)
Yang ingin saya sampaikan disini adalah: it’s okay kalau rencanamu tidak berjalan sesuai keinginan. Bukan sepenuhnya salahmu, yang penting sudah berusaha.
Memang ada hal yang tak bisa kita kontrol, ikhlaskan. Lebih baik fokus ke hal yang bisa kita kontrol seperti makanan, kesehatan, mencari pekerjaan, belajar skill baru, dan hal positif lainnya.
Last updated